Tulisan ini ingin sekedar membicarakan masalah kita bersama dimana
pembakaran sampah diudara terbuka bisa memberikan dampak kesehatan
karena gas gas racun yang dihasilkan dari pembakaran sampah tersebut.
Padahal seharusnya pembakaran sampah dilakukan dengan alat khusus
pembakaran sampah yang biasa disebut MSW (Municipal Solid Waste) atau
incenerator. Alat khusus semacam ini memiliki kemampuan pembakaran yang
sempurna, karena pembakaran dilakukan dengan suhu yang sangat tinggi
dan suplai oksigen yang lancar. Sehingga racun yang ditimbulkan sedikit
jumlahnya.
Tulisan ini juga disertai beberapa usulan usulan yang mungkin sebagian sudah dijalankan oleh kita.
SAMPAH YANG DIBAKAR DI UDARA TERBUKA
Ketika sebuah keluarga membakar sampah di halaman belakang rumah
mereka, ternyata asap pembakaran sampah yang hanya berasal dari satu
dari satu rumah ini menghasilkan racun udara yang jauh lebih banyak dari
yang dikeluarkan oleh alat pembakar sampah (incenerator) yang melayani
puluhan ribu rumah tangga.
Laporan dari U.S. Environmental Protection Agency (US-EPA) dan
Departemen Kesehatan Negara Bagian New York mengatakan bahwa pembakaran
sampah rumah tangga didalam pekarangan adalah salah satu sumber polusi
yang paling parah di Amerika.
Dibanyak daerah di Amerika Serikat, pembakaran sampah di udara terbuka sudah dilarang.
Racun udara dioksin dengan jelas memperlihatkan efek kesehatan
terhadap binatang percobaan seperti pada gangguan fungsi daya tahan
tubuh, kanker, perubahan hormon, dan pertumbuhan yang abnormal.
STOP PEMBAKARAN SAMPAH
Pembakaran sampah menghasilkan racun karbonmonoksida (CO). CO adalah
gas yang mampu membunuh orang secara massal. Bila dihirup, gas ini akan
berikatan sangat kuat dengan hemoglobin darah. Akibanya, hemoglobin yang
semestinya mengangkut dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh akan
terganggu. Tubuh akan kekurangan O2 dan menimbulkan kematian.
Disini kita membicarakan tentang semua pembakaran plastik, kayu, berbagai macam kertas, busa furniture dan lain sebagainya.
Pembakaran sampah plastik, terlebih lagi, sangat membahayakan.
Dimulai dari bentuk plastik yang paling dasar seperti pembungkus
makanan, pembungkus kosmetik dan obat, pada mainan anak anak dan banyak
lagi yang bahkan kita tidak sadari.
Plastik-plastik ini, ketika dibakar dapat membebaskan artikel karbon
monoksida, dioksin dan klorin. Semua ini merupakan partikel beracun yang
mempunyai potensi tinggi menyebabkan kanker.
Masalah lain, sampah basah mengakibatkan partikel-partikel
yang terbakar beterbangan dan mengakibatkan reaksi yang menghasilkan
hidrokarbon berbahaya. Partikel-partikel yang tak terbakar akan terlihat
sebagai awan dalam asap.
Dari 1 ton sampah kira-kira dihasilkan 9 kg artikel padat yang tak
terbakar berupa asap cokelat. Sebagian partikel akan terhisap masuk
paru-paru, karena mekanisme penyaringan dalam hidung kita tak mampu
menyaringnya.
Hidrokarbon berbahaya, senyawa penyebab iritasi seperti asam cuka, serta senyawa penyebab kanker seperti benzopirena, juga mungkin dihasilkan.
Suatu studi menyimpulkan, asap dari pembakaran sampah mengandung benzopirena 350 kali lebih besar dari asap rokok.
Telah kita kenal dengan baik, perokok pasif pun dapat berisiko kanker
gara-gara asap rokok orang-orang di sekitarnya. Apalagi menghisap asap
pembakaran sampah?
Lebih berbahaya lagi kalau Anda menderita asma, infeksi paru-paru, atau bronkitis kronis.
Anak-anak akan lebih menderita lagi, karena mereka menghirup jumlah
udara per satuan berat badannya lebih besar dari pada orang dewasa dan
juga karena perbedaan struktur paru-parunya.
Yang lebih parah, bila sampah organik bercampur dengan bahan-bahan
sintetis. PVC dalam pembungkus kabel, kulit sintetis dan lantai vinil
misalnya, mengandung senyawa berbahaya yang mengandung klor. Pembakaran
bahan tersebut akan menghasilkan gas HCL yang korosif.
Celakanya, pembakaran dengan suhu kurang dari 1.100 derajat Celcius,
pun akan menghasilkan dioksin –zat sebagai racun tumbuhan (herbisida).
Selain itu, mungkin pula dihasilkan fosgen, yang dikenal
sebagai racun yang digunakan pada Perang Dunia I. Tercatat 75 racun lain
yang telah dikenal dalam hasil pembakaran sampah yang mengandung klor.
Bahan sintetis yang mengandung nitrogen akan menghasilkan senyawa
berbahaya lain. Nitrogen terdapat dalam bahan sintetis seperti nilon,
dan busa poliuretan seperti yang terdapat dalam matras, sofa,
dan karpet berbusa. Pada pembakaran di atas 600 derajat Celcius, bahan
sintetis yang mengandung nitrogen ini akan menghasilkan HCN, suatu gas
sangat beracun.
Sebaliknya, pembakaran sampah basah pada suhu kurang dari 600 derajat Celcius pun akan dihasilkan isosianat. Senyawa ini terkenal karena menyebabkan kecelakaan mengenaskan di Bhopal beberapa tahun silam.
Bahkan, membakar potongan kayu dapat membahayakan, karena akan menghasilkan senyawa yang mengakibatkan kanker, formaldehida.
Sementara, melamin dapat menghasilkan formaldehida bila dibakar dengan suplai oksigen banyak, atau menghasilkan HCN (bila suplai oksigen kurang).
Hasil temuan Agen Perlindungan Lingkungan Amerika menyatakan bahwa,
“Asap api terbuka, terutama dari pembakaran sampah, mengandung substansi
penyebab kangker 350 kali lebih besar daripada asap rokok”.
Tidak kalah mengerikan, partikel partikel racun yang telah diproduksi
lalu disebarkan ke atmosphere dan kemudian dihirup secara terus-menerus
oleh manusia, binatang dan juga diendapkan kedalam tanah dan
tanaman-tanaman, termasuk sumber air minum, tanah persawahan dan ladang.
Lalu kemudian partikel beracun ini memasuki rantai makanan.
Apa artinya hal ini di kehidupan nyata? Apakah hal ini mempengaruhi
tubuh kita?apakah partikel beracun yang dilepaskan melalui pembakaran
sampah dapat benar benar menyebabkan kerusakan pada paru paru, system
saraf, ginjal dan liver yang mengancam kehidupan?
Racun dari pembakaran sampah dapat menyebabkan penyakit kronis seperti bronchitis, emphysema dan kanker.
Pada orang dewasa, akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menunjukan efek bahaya racun ini, anak anak beresiko lebih besar karena
ukurang tubuh mereka lebih kecil, yang artinya mereka dapat menyerap
racun dengan dosis yang lebih tinggi pada setiap nafas yang mereka
hirup.
Polutan yang disebabkan dari pembakaran sampah dapat juga dihubungkan
dengan penyakit jantung dan gangguan saluran pernafasan, kerusakan
ginjal dan hati, bronchitis, asma, serangan jantung dan juga kerusakan
otak.
Kita yang mengetahui tentang bahaya dari pembakaran sampah, harus
mencari jalan terbaik untuk menginformasikan kepada publik, jangan
dibiarkan informasi tentang bahaya yang mengancam kesehatan ini
mengendap di kegelapan. Jika anda melihat seseorang yang membakar
sampah, sampaikan informasi ini. Jangan hanya menggerutu dan berlalu.
BAHAYA DIOKSIN DAN FURAN
Kebanyakan dioksin berasal dari hasil pembakaran.
Dioksin adalah istilah yang umum dipakai untuk salah satu keluarga
bahan kimia beracun yang mempunyai struktur kimia yang mirip serta
mekanisma peracunan yang sama.
Dioksin bersifat ada terus menerus (persistent) dan terakumulasi
secara biologi (bioaccumulated), dan tersebar didalam lingkungan dalam
konsentrasi yang rendah. Tingkat konsentrasinya rendah, sampai parts per
trillion (satu per 10 pangkat 12), terakumulasi sepanjang kehidupan dan
ada terus bertahun tahun, walaupun tidak ada penambahan lagi kedalam
lingkungan. Hal ini bisa meningkatkan risiko terkena kanker dan efek
lainnya terhadap binatang dan manusia.
Dioksin termasuk kedalam kelas bahan yang bersifat carcinogen (yang
menyebabkan kanker). Efek samping dioksin terhadap binatang adalah
perubahan sistim hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan
kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh.
Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan
(marker) dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. Pada dosis yang
lebih besar bisa mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut
`chloracne.’
Dioksin dapat terdeteksi di udara, tanah, lapisan sedimen dan
makanan. Dioksin ditranspor terutama melalui udara dan terkumpul
dipermukaan tanah, bangunan, jalanan, kaki lima, air dan daun daunan.
Dioksin banyak dikeluarkan oleh sumber sumber sbb.
• Tempat / mesin pembakaran sampah perumahan (MWC, incinerator)
• Pembakaran sampah rumah tangga dipekarangan/udara terbuka
• Pemakaian kayu bakar untuk masak
• Kebakaran hutan
• Tempat pembakaran bekas alat alat kedokteran
• Peleburan tembaga tahap kedua
• Tempat pengeringan semen di pabrik semen (cement kiln)
• Pembangkit listrik tenaga batubara
• Pemutihan (dengan bahan khlor) bubur kayu dipabrik pembuatan kertas:
• Pembakaran sampah rumah tangga dipekarangan/udara terbuka
• Pemakaian kayu bakar untuk masak
• Kebakaran hutan
• Tempat pembakaran bekas alat alat kedokteran
• Peleburan tembaga tahap kedua
• Tempat pengeringan semen di pabrik semen (cement kiln)
• Pembangkit listrik tenaga batubara
• Pemutihan (dengan bahan khlor) bubur kayu dipabrik pembuatan kertas:
Kebanyakan manusia terkena dioksin dari makanan yang kita makan.
Khususnya dari lemak binatang yang berhubungan dengan daging sapi, babi,
unggas, ikan, susu, dan produk produk susu.
Pembakaran sampah didalam udara terbuka juga menimbulkan kabut asap
yang tebal yang mengandung bahan bahan lainnya seperti partikel debu
yang kecil kecil yang biasa disebut particulate matter (PM) serta bahan
bahan racun lainnya.
Particulate Matter ini bisa berukuran 10 mikron (kira kira sama
dengan rambut kita yang dibelah tujuh), biasa disebut PM10. Alat saring
pernafasan kita tidak sanggup menyaring PM10 ini, sehingga PM10 ini bisa
masuk kedalam paru paru kita dan bisa mengakibatkan sakit gangguan
pernafasan (astma dan paru paru, dsb.)
MASALAH KITA BERSAMA
Kita masih banyak melihat pembakaran sampah setiap hari, dan ini kelihatannya merupakan hal yang biasa.
Apabila kita terbang dengan pesawat udara dari Jakarta kedaerah lain,
ketika pesawat mau naik atau mau mendarat, kita melihat banyak sekali
halaman halaman rumah penduduk membakar sampah mereka. Bisa kita
bayangkan berapa banyak polusi udara yang ditimbulkan setiap harinya
dari hasil pembakaran sampah ini.
Didalam jangka waktu yang pendek, kelihatannya cara cara ini lebih
praktis dan lebih mengirit ketimbang harus menjalankan proses daur ulang
yang panjang.
Tapi didalam jangka waktu yang panjang, cara cara seperti ini
sebenarnya sangat sangat merugikan individu yang bersangkutan,
masyarakat sekitar, dan negara secara keseluruhan.
Polusi yang kelihatannya sedikit ini, lama lama menjadi bukit. Polusi
ini perlahan lahan akan membuat sebagian orang yang seharusnya hidup
sehat menjadi sakit bahkan meninggal dunia.
BAGAIMANA MENGATASI MASALAH KITA BERSAMA INI?
Masalah lingkungan sebenarnya bukanlah masalah yang kompleks kalau kita mau memperhatikannya semenjak dini.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan kita ada
beberapa jalan yang perlu kita jalankan semua secara simultan. Yaitu
melalui: Jalur Pendidikan, Undang undangan, dan Teknologi.
TEKNOLOGI
Melalui teknologi masalah lingkungan yang kita hadapi bisa
diselesaikan dengan lebih cepat lagi. Yaitu dengan pemasangan alat
incinerator sampah.
Ada juga teknologi yang kita tidak harus impor dari luar negeri. Kita
bisa buat sendiri dan tentunya akan memakan biaya lebih kecil daripada
impor dari luar negeri.
Misalnya tungku masak yang masih banyak dipakai oleh rumah tangga
rumah tangga bisa di desain supaya polusinya lebih kecil dan panasnya
lebih efisien (tidak terbuang percuma) dan bahan bakarnya dibuat dari
briket batu bara.
Disediakan tempat tempat sampah dengan kotak yang terpisah pisah untuk bahan kertas, plastik, aluminium, dan sampah makanan.
Diperbanyaknya tanda tanda serta simbol simbol diberbagai tempat keramaian agar supaya masyarakat menyayangi lingkungannya.
Dilakukan pencatatan rutin dibanyak lokasi setiap tahunnya, misalnya
pencatatan kadar asap atau debu dan zat zat lainnya diudara (biasanya
PM10 atau PM2.5, CO2, SO2, NOx, Timah Hitam/timbal/lead). Nanti akan
terlihat setelah beberapa tahun akan ada penurunan yang berarti bahwa
program pembersihan lingkungan berhasil.
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai jangan membuang sampah
sembarangan dan jangan membakar sampah sembarangan, pendidikan masalah
lingkungan kepada anak anak disekolah serta usaha lainnya.
Ada pencatatan rutin dari tahun ketahun mengenai jumlah penduduk yang
terserang sakit pernafasan. Apakah jumlah penduduk yang terserang sakit
pernafasan berkurang setiap tahunnya atau bertambah. Dari sini kita
bisa melihat apakah program penurunan polusi udara berhasil atau tidak.
SUMBER:
1. Yohan Sumaiku, Environmental Specialist dari Fort Collins, Colorado, Amerika
2. Badan Lingkungan Hidup Kota Bengkulu
3. Kantor Environmental Protection Agency Amerika Serikat (US-EPA)
4. Berita Lingkungan Hidup
5. Berita dari harian-harian Indonesia
6. Google
2. Badan Lingkungan Hidup Kota Bengkulu
3. Kantor Environmental Protection Agency Amerika Serikat (US-EPA)
4. Berita Lingkungan Hidup
5. Berita dari harian-harian Indonesia
6. Google